Sampai Kapan Menumpuk Alasan
Sampai Kapan Menumpuk Alasan - renungan sekilas saat perjalanan pulang
dari rumah orang tua, entah mengapa tiba tiba saja saya jadi merasakan
keheningan yang mendalam di saat saya melihat mendung tebal berwarna
hitam pekat .
Aku jalankan sepeda motor dengan kecepatan standar 60/70 km , aku
nikmati perjalanan tadi sambil aku lihat gumpalan awan hitam di
langit, aku berfikir apakah hujan yang lama di nantikan akan datang
dan musim kemarau hingga banyak kekeringan akan berakhir, yah mudah
mudahan hujan kali ini ini jika benar benar terjadi memang benar benar
hujan yang membawa berkah dan bukan musibah.
Sebelum sampai rumah , karena melewati alun alun kota saya berhenti
untuk minum es untuk rilex, aku pesan es kelapa muda dan makan
sebungkus rica rica ayam, oke mantab , hidup terasa nikmat . Lupa
sejenak lalu kembali lagi pada awan tebal tadi, ternyata benar
rintikan gerimis mulai turun, mulailah keheningan yang sempat terlupa
muncul lagi , kali ini saya sedikit mendapatkan hikmah yang selama ini
mungkin tak pernah saya sadari, sering menumpuk alasan dan bukan
mencari solusi , hujan dan kemarau telah mengajari saya.
Pada saat kemarau saya sering menunda pekerjaan karena panas badan
jadi lesu lemah dan kurang nyaman, sekarang hujan maka muncul alasan
jalan becek , kurang nnyaman , tak ada payung dan lain sebagainya.
Kalau di pikir bahwa kita sebagai mahluk hidup yang tidak lepas dari
dua musim ini yaitu penghujan dan kemarau , jika kita selalu membuat
alasan dan menunda pekerjaan cuma karena musim yah sampai kapanpun
kita tidak akan menyelesaikan pekerjaan , cuma karena hujan dan
kemarau, dari kejadian ini saya menui hikmah besar bahwa menghadapi
masalah itu carilah solusi jangan cari alasan untuk menghindari .
dari rumah orang tua, entah mengapa tiba tiba saja saya jadi merasakan
keheningan yang mendalam di saat saya melihat mendung tebal berwarna
hitam pekat .
Aku jalankan sepeda motor dengan kecepatan standar 60/70 km , aku
nikmati perjalanan tadi sambil aku lihat gumpalan awan hitam di
langit, aku berfikir apakah hujan yang lama di nantikan akan datang
dan musim kemarau hingga banyak kekeringan akan berakhir, yah mudah
mudahan hujan kali ini ini jika benar benar terjadi memang benar benar
hujan yang membawa berkah dan bukan musibah.
Sebelum sampai rumah , karena melewati alun alun kota saya berhenti
untuk minum es untuk rilex, aku pesan es kelapa muda dan makan
sebungkus rica rica ayam, oke mantab , hidup terasa nikmat . Lupa
sejenak lalu kembali lagi pada awan tebal tadi, ternyata benar
rintikan gerimis mulai turun, mulailah keheningan yang sempat terlupa
muncul lagi , kali ini saya sedikit mendapatkan hikmah yang selama ini
mungkin tak pernah saya sadari, sering menumpuk alasan dan bukan
mencari solusi , hujan dan kemarau telah mengajari saya.
Pada saat kemarau saya sering menunda pekerjaan karena panas badan
jadi lesu lemah dan kurang nyaman, sekarang hujan maka muncul alasan
jalan becek , kurang nnyaman , tak ada payung dan lain sebagainya.
Kalau di pikir bahwa kita sebagai mahluk hidup yang tidak lepas dari
dua musim ini yaitu penghujan dan kemarau , jika kita selalu membuat
alasan dan menunda pekerjaan cuma karena musim yah sampai kapanpun
kita tidak akan menyelesaikan pekerjaan , cuma karena hujan dan
kemarau, dari kejadian ini saya menui hikmah besar bahwa menghadapi
masalah itu carilah solusi jangan cari alasan untuk menghindari .
Sampai Kapan Menumpuk Alasan
Reviewed by Majalah Bisnis
on
03.48
Rating: